Menaikkan harga BBM kenapa harus takut ?
![politician[1]](https://rovicky.files.wordpress.com/2014/08/politician1.jpg?w=276&h=300)
- Angkat Kabinet dari kalangan professional. Sesuai janji kampanye yang menyatakan akan mengangkat para professional, saya yakin popularitas meningkat atau paling tidak tetap. Siapa tahu pendukung lawannya akan menyeberang. Sambil manggut-manggut.
- Naikkan BBM setinggi mungkin, artinya sesuai harga keekonomian. Dengan membuat alasan yang logis misalnya dengan menyatakan,: “Langkah ini akibat kesalahan pemimpin sebelumnya yang salah dan tidak benar dalam melakukan perhitungan dan pemanfaatan migas selama ini. Sehingga saat ini BBM terpaksa harus dinaikkan untuk menyelamatkan negara. Harus disadari ini kemungkinan akan terjadi chaos, kacau atau rame karena kebijakan menaikkan BBM merupakan tindakan tidak populer. Tetapi alihkan atau supply BBM untuk luar jawa segera. Supaya luar jawa merasakan bahwa sekarang BBM juga dikirimkan ke luar jawa.
- Bila terjadi kekacauan berketerusan, Lakukan Reshuffle Kabinet menjadi kabinet “transaksional” untuk mendapatkan dukungan partai politik lainnya. Katakan saja para professional ini ‘nggak becus‘ memimpin negeri ini. Kemudian pilih Menteri dari Partai sesuai janji sebelum kampanye kemarin. Pssst, Ini langkah khusus untuk menambah dukungan dari Parlemen nantinya. Saya kira saat itu nanti rakyat sudah lupa dengan janji kampanye kemarin.
- Kalau masih tetep rame, –>TURUNKAN harga BBM <–, sedikit saja. Langkah seperti ini, diyakini akan menaikkan citra dimata rakyat. lah sekali-sekali PDIP menurunkan harga BBM. [Belum ada dalam sejarah looh]. Yang penting dalam menaikkan harga sebelumnya itu harus signifikan mengikuti harga keekonomiannya.
- Selesaikan tugas masa sisa kepemimpinan hingga 5 tahun. Kalau sukses ya masih bisa kepilih lagi, lumayan to ?
Langkah terbaik untuk jangka panjang tetap harus mengalihkan BBMinyak ke BBGas ! Alihkan subsidi BBM ini untuk pembangunan infrastruktur gas. Dan jangan lupa transportasi massal yang haus BBM selama ini.
:-( “Pakdhe, lah kok ujung2nya soal popularitas saja to ?”
:-D “Thole, pencitraan itu sudah ada dari sononya. Jadi jangan terlalu lugu menganggap tidak ada pencitraan dalam perpolitikan”
Bicara BBM dan Energi yang REALISTIS saja.
Posted on 27 Agustus 2014 by Rovicky
Hampir semua yang dituangkan dalam pembicaraan/diskusi energi
maupun berita di koran masih lebih banyak soal “snapshot” saat ini, atau
impian jauh kedepan. Saat ini (sebagian rakyat) sedang panik karena
munculnya issue energi ini, drama kelangkaan BBM disorot oleh media
menjadi santapan berita. Disisi lain memimpikan pengembangan energi
terbarukan yang dampak serta manfaatnya diperoleh setelah 10 tahun atau
lebih. Artinya keduanya berbicara dalam dua titik ekstrim. Yang satu
mudah dipolitisir, yang satu sarat ilmiah “scientific” tetapi melambung
diangkasa tidak menyentuh bumi, khusunya bumi para politisi yang
membutuhkan “nama/popularitas”, terutama untuk 5 tahun kedepan.
Langkah realistis adalah ALIHKAN SUBSIDI BBM PADA PERBAIKAN TRANSPORTASI UMUM SEGERA. Salah satu yang “doable” adalah menambah armada bus kota / busway untuk di Jakarta. Juga kota-kota besar lainnya. Penambahan MRT bussway ini pembangunan jalannya hanya memerlukan wakyu 1-2 tahun saja. Saya yakin dampaknya terlihat dalam 3 tahun kedepan dan akan menentukan “popularitas” pada tahun ke empat dan kelima untuk pemilu mendatang 2019. Semoga politisi suka dengan hal ini. Semua politisi akan berpikir apa yang bisa saya perbuat supaya saya terpilih “lagi”. REALISTIS !!
Membangun MRT (Subway) memerlukan waktu lima tahun lebih, juga beralih ke gas dengan membangun infrastruktur gas, ini CITA-CITA MULIA. Kegiatan eksplorasi SDAalam dan SD Energi berdampak lebih dari 15 tahun kedepan, ini juga impian yang HARUS TERWUJUD. Mengembangkan EBTKE (Energi Baru dan Terbarukan) juga salah satu yang TIDAK BOLEH DITINGGALKAN karena ini menyangkut kebrlangsungan jadi diri bangsa yg tidak ada batas waktunya.
Semua harus berjalan PARALEL ! Tidak ada sumber energi yang tidak diperlukan termasuk mengembangkan energi nuklir. Tahun 2020-2030 Indonesia akan memiliki 180 juta warganya yang memerlukan PEKERJAAN. Kebutuhan ini harus dipenuhi dengan menyediakan tiga bahan utama. BAHAN BAKU, BAHAN BAKAR dan BAHAN MAKAN. Dua bahan harus dipenuhi oleh satu kementrian di Indonesia. Ini tugas terberat dalam kementrian di Indonesia.
Lontarkan ide dan pemikiran TANPA TARGET apapun. Dan jangan ada kata mutung :-D
Langkah realistis adalah ALIHKAN SUBSIDI BBM PADA PERBAIKAN TRANSPORTASI UMUM SEGERA. Salah satu yang “doable” adalah menambah armada bus kota / busway untuk di Jakarta. Juga kota-kota besar lainnya. Penambahan MRT bussway ini pembangunan jalannya hanya memerlukan wakyu 1-2 tahun saja. Saya yakin dampaknya terlihat dalam 3 tahun kedepan dan akan menentukan “popularitas” pada tahun ke empat dan kelima untuk pemilu mendatang 2019. Semoga politisi suka dengan hal ini. Semua politisi akan berpikir apa yang bisa saya perbuat supaya saya terpilih “lagi”. REALISTIS !!
Membangun MRT (Subway) memerlukan waktu lima tahun lebih, juga beralih ke gas dengan membangun infrastruktur gas, ini CITA-CITA MULIA. Kegiatan eksplorasi SDAalam dan SD Energi berdampak lebih dari 15 tahun kedepan, ini juga impian yang HARUS TERWUJUD. Mengembangkan EBTKE (Energi Baru dan Terbarukan) juga salah satu yang TIDAK BOLEH DITINGGALKAN karena ini menyangkut kebrlangsungan jadi diri bangsa yg tidak ada batas waktunya.
Semua harus berjalan PARALEL ! Tidak ada sumber energi yang tidak diperlukan termasuk mengembangkan energi nuklir. Tahun 2020-2030 Indonesia akan memiliki 180 juta warganya yang memerlukan PEKERJAAN. Kebutuhan ini harus dipenuhi dengan menyediakan tiga bahan utama. BAHAN BAKU, BAHAN BAKAR dan BAHAN MAKAN. Dua bahan harus dipenuhi oleh satu kementrian di Indonesia. Ini tugas terberat dalam kementrian di Indonesia.
Lontarkan ide dan pemikiran TANPA TARGET apapun. Dan jangan ada kata mutung :-D
Filed under:
Rahasia Dibalik Logo Kemerdekaan RI Sejak 2005-2014
ali memperingati hari kemerdekaannya yang ke 69. MERDEKA !!
Ada satu hal yang mungkin sedikit menjadi teka-teki adalah logo resmi
kenegaraan menyambut kemerdekaan sejak 2004 hingga 2014 kali ini. Ada
bentuk monoton sehingga ada kesan kurang kreatip dalam membuat logo
kenegaraan. Namun sebenarnya ada rahasia dibalik itu semua.
Logo sejak 2005-2012
Kalau diperhatikan ada kesamaan pola sejak HUT RI ke 60 hingga ke 66 yaitu dengan jumlah bendera yang selalu bertambah. Namun pada tahun 2012, banyak yang menebak jumlah benderanya akan menjadi 8. Ternyata kecele ! Jumlahnya hanya tiga tetapi angka 67nya terdiri dari dua jalur. Apa artinya ?
Rahasia logo-logo ini tidak banyak yang menyadarinya. Bagaimanapun ini sebuah kreatifitas. Memberikan arti dengan penuh teka-teki. Tahun 2014 ini tema yg diberikan oleh sekretariat negara adalah
Logo sejak 2005-2012
Kalau diperhatikan ada kesamaan pola sejak HUT RI ke 60 hingga ke 66 yaitu dengan jumlah bendera yang selalu bertambah. Namun pada tahun 2012, banyak yang menebak jumlah benderanya akan menjadi 8. Ternyata kecele ! Jumlahnya hanya tiga tetapi angka 67nya terdiri dari dua jalur. Apa artinya ?
Logo Pemerintahan SBY !
Logo-logo itu memiliki arti khusus sebagai tahun pemerintahan SBY. Tahun 2004 logo dengan satu bendera menunjukkan tahun pertama beliau memimpin NKRI. Seterusnya hingga tahun 2011, jumlah benderanya bertambah hingga 7 bendera. Tetapi pada tahun 2012 logo ini tidak mengikuti pola jumlah bendera tetapi diganti dengan jumlah pembentuk angka 67 yang terdiri dari dua garis. Artinya tahun ketiga dari masa pemerintahan yang kedua.:-( “Pakdhe, itu setelah tahun 2011, pembuat logo sudah membuat 7 bendera sehingga pusing 7 keliling. Makanya tahun berikutnya dapat ide baru dengan dua garis di tahun 2012”.Tahun 2013 dan 2014 logo resmi kenegaraan meneruskan pola yang baru, seperti dibawah ini. Angka dengan dua garis yang menunjukkan periode kedua Pak SBY.
Rahasia logo-logo ini tidak banyak yang menyadarinya. Bagaimanapun ini sebuah kreatifitas. Memberikan arti dengan penuh teka-teki. Tahun 2014 ini tema yg diberikan oleh sekretariat negara adalah
Dengan Semangat Proklamasi 17
Agustus 1945, Kita Dukung Suksesi Kepemimpinan Nasional Hasil Pemilu
2014. Demi Kelanjutan Pembangunan Menuju Indonesia Yang Makin Maju dan
Sejahtera
Apakah pemerintahan baru nanti akan memberikan teka-teki yang sama
kreatifnya ? Kita lihat saja nanti yang jelas, kali ini saya mengucapkan
:Selamat ulang tahun Indonesia ! MERDEKA !!!
Salah satu kunci yang penting dalam pemanfaatan energi di Indonesia adalah menyediakan transportasi.
Data statistik saat ini serta proyeksi kedepan menunjukkan bahwa 30% energi di Indonesia dipakai untuk transportasi.
Menyelesaikan (mengadakan) masalah transportasi (masal) sudah dapat
dipastikan menghemat energi. Bisa juga memperbaiki infrastruktur jalan
bebas macet, mungkin mengurangi banyak sekali konsumsi BBM.
Kita tidak dapat tidak dapat serta-merta mengatakan Indonesia itu
negara boros, walaupun dari elastisitas energi di Indonesia itu rendah.
Karena di Indonesia energi masih dipakai “untuk hidup”, bukan untuk
berfoya-foya energi. Untuk negara maju dimana kebutuhan energi
perkapitanya tinggi, maka “Elastisitas Energi” parameter yang hanya
cocok utk ‘High GDP Country’.
Menyelesaikan masalah transportasi sudah dipastikan akan meningkatlkan ketahanan energi (sumber BPPT)
Saya memiliki plot lain tentang
pemakaian energi perkapita dibandingkan GDP-nya. Indonesia ternyata
secara perkapita hanya sedikit menggunakan energi. Saya kira Indonesia
menggunakan energinya masih diutamakan untuk hidup. Masih memerlukan
banyak energi untuk memulai menggunakan energi dalam berproduksi. Jadi
ada satu titik dimana bila ditambah supply energi, energi ini akan habis
terus sampai mencapai titik balik. Nah saya kira Indonesia masih belum
mencapai titik itu.
:-( “Jadi harusnya kinerjanya diukur pakai apa pakde ?”Plot ini menunjukkan bahwa penggunaan parameter elastisitas energi ini cocok untuk negara-negara maju (high GDP). dimana semakin banyak energi yg dimasukkan akan semakin tinggi produktifitasnya. Sedangkan untuk negara-negara Low GDP, penggunaan parameter elastisitas energi justru akan menghambat kemajuan.
:-D “Paling tidak jangan menggunakan tolok ukur negara maju untuk menilai kinerja Indonesia yang belum menjadi negara maju. Sediakan dulu energi yang CUKUP untuk rakyat, kemudian kita lihat kinerjanya”.
Perlu dipikirkan, walau dikatakan bahwa Indonesia yang masih low productivity dan low eficiency masih harus dibanjiri energi supaya Indonesia mampu berproduksi lebih efisien, kalau melihat konerja negara maju. Memang harus melampaui titik jenuh energi. Nah ini tentusaja perlu kebaranian dan perlu usaha dalam mengisi, atau menggelontori energi sebanyak mungkin. Malaysia walaupun memiliki GDP lebih dari Indonesia tetapi perkapita mereka memerlukan energi lebih besar dari Indonesia.
Sebenernya ada pertanyaan yg sangat tepat. “Kenapa jumlah ahli kebumian (eksplorasi) bertambah tetapi produksi migas turun terus ?”
Kalau saja produksi energi “dinaikkan dan dipergunakan di dalam negeri”
barangkali Indonesia akan melewati titik jenuh, dimana ini perlu
‘keberanian’ karena akan melewati titik kritis dimana menjadi negara
dengan energi perkapita meningkat tetapi jumlah energi perkapita
melampaui titik kritis.
)*
Note: Elastisitas energi atau elasticity “ε” merupakan perbandingan
antara banyaknya energi yang dipakai dibandingkan dengan besarnya GDP
(kemajuan ekonomi suatu negara).
Kalau susah move on jadilah
explorationist seperti saya yang 90% ngebor gagal, dryhole itu kerjaan
sehari-hari. Kalau suksespun yg akan dipuji bagian produksi —
feeling strong.

![move-on[1]](https://rovicky.files.wordpress.com/2014/07/move-on1.jpg?w=150&h=150)
That’s the game.
Menang atau kalah itu wajar. Kalau dicari-cari alasan mengapa bisa
kalah, tentu ada saja ada ditemukan. Kurang kerja keras selama kampanye
atau bahkan merasa dicurangi. Untuk lanjut ke MK atau tidak, sepertinya
tidak merubah hasil kok. Tahun 2009 lalupun putusan KPU dibawa ke MK.
Ingat saja, saat dibacakan putusannya capres dan cawapres yang kalah
saat itu juga ga hadir dan tidak peduli lagi.
Jadi ingat juga timnas Piala Dunia Argentina saat juara dunia, Maradona menciptakan gol kemenangan kontroversial via “tangan tuhan“. Meskipun sang wasit yang bertanggung jawab sudah diadili, divonis bersalah, sanksi skorsing juga sudah dilaksanakan. Namun predikat Juara Dunia yang disandang Argentina tidak pernah dicabut atau dianulir. Dan diakui masuk dalam catatan sejarah. Dalam kehidupan mungkin berbeda, tetapi dalam permainan (game), pemenang selalu benar. Jadi untuk apa berlama-lama melihat masa lalu.
Jadi ingat juga timnas Piala Dunia Argentina saat juara dunia, Maradona menciptakan gol kemenangan kontroversial via “tangan tuhan“. Meskipun sang wasit yang bertanggung jawab sudah diadili, divonis bersalah, sanksi skorsing juga sudah dilaksanakan. Namun predikat Juara Dunia yang disandang Argentina tidak pernah dicabut atau dianulir. Dan diakui masuk dalam catatan sejarah. Dalam kehidupan mungkin berbeda, tetapi dalam permainan (game), pemenang selalu benar. Jadi untuk apa berlama-lama melihat masa lalu.
Pengalaman saya sebagai eksplorationis, secara statistik 90% gagal.
Artinya kalau saya hanya meratapi kegagalan maka mustahil pernah
mencapai sebuah penemuan lapangan. “No discovery without dry hole well“. Salah satu tugas saya adalah mengembalikan mental mengarah ke depan dan tidak berlama-lama menengok kebelakang.
Misalnya dengan mengatakan :Kalau anda ingin move on, coba saja membalas dengan cerdas.
- Anda satu diantara 62,262,844 orang pemilih yang belum bisa “move on” ?
Ga papa, ada loh yang perlu 10 tahun berpuasa baru sekarang bisa “move on”. Rileks saja. —feeling relaxed
- Kalau masih sulit move on, pakai saja kartu “e-move on”. Dijamin 2 minggu saja langsung On !.
- Jangan nagih janji kampanye, dulu buatnya nggak pakai mikir !
Mereka yang bukan winner tapi hanya follower (bolo dupakan).
Mungkin anda masih saja di-bully oleh pendukung Jokowi. Dan itu banyak di social media, bahkan media mainstreampun masih melakukan karenaKesel, kan ?
Mangkel, kan ?
Tapi ngga bisa membalas kan ?
Itu selalu saja begitu dalam sebuah permainan (game). Lah wong supporter sepak bola di luar negeri saja bisa dipakai untuk saling mengolok-olok, kok. Tapi ketahuilah pendukung Jokowi yang masih sibuk mem-bully dan mengolok-olok itu bukanlah mereka yang bermental “winner“. Mereka itu hanyalah orang yang masih bermental “follower“, pengikut, pembebek atau “bolo dupakan“. Mereka jelas bukan panutan yg pantas untuk diikuti. Ini ujian mental. Makanya kita tahu siapa yang perlu revolusi mental, kan ?.
Yang menjadi leader winner itu jelas Jokowi-nya sendiri. Jokowi sudah tidak membully lagi setelah permainan selesai. Pemimpin-pemimpin kita dulu juga seperti itu. Ketika berseberangan di parlemen bisa udreg-udregan sambil gebrak meja. Tetapi setelah itu ngopi-ngopi bareng. Mereka-mereka yang bener-bener sebagai leader (panutan) bahkan mengajak untuk memperbesar koalisinya.
Koalisi politikus itu tidak akan pernah permanen. Seorang leader akan memperbesar koalisinya untuk mempermudah jalannya pemerintahan pasca pemilu. Tanpa dukungan koalisi di parlemen (DPR), pemerintah yang dipimpin presiden ini tidak mungkin (kesulitan) menjalankan tugasnya. Sehingga sangat penting bagi pemenang pemilu itu untuk mencari partai follower.:-( “Pakdhe, kalau sepuluh tahun jothakan itu leader atau bukan”:-D “Ntar dulu thole, aku tahu maksudmu”
Kalau masih tidak bisa move-on maka pilihan lain adalah move in !
:-( “Pakde, politikus yang sudah ancang-ancang move-in sudah terlihat, looh”Move-in itu langkah strategis dalam berpolitik di Indonesia. Plin-plan itu disebutnya strategic manuver. Halllah. Saat ini semua rakyat harus membantu Jokowi-Kalla, sesuai kompetensi. Dulu saja, SBY dipilih oleh 73.874.562 sekarang jokowi dipilih oleh 70.633.576. Tentunya sekarang RI-1 harus bekerja “lebih keras lagi”.
:-D “Kalau yang mutung itu Move Out”
PR dalam waktu dekat adalah abrasi akibat beban subsidi BBM yang menggerogoti APBN. Dulu SBY yg dukungannya lebih besar saja sempat kelabakan ketika akan menaikkan harga BBM. PR kedua adalah Newmont karena gugatan arbritasenya, langkah-langkah yang salah akan mengancam pelanggaran UU Minerba dalam pelarangan eksport bijih (hiliriasasi). Untuk jangka menengah tentunya RUU Migas yang harus dikawal terus. Jangan sampai seperti UU Migas 2001 yg akhirnya dianulir pasal-pasalnya karena yg nulis “tangan jahil“. Semuanya adalah PeeR SDA/SDEnergi dimana yang berkepentingan tidak hanya internal dalam negeri. Ada tantangan dari luar selain problema di dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar